You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Rabu, Juli 11, 2012

Defenisi ATL, BTL dan TTL

Apa sih ATL, BTL dan TTL ?
Dari hari ke hari semakin banyak jargon-jargon yang digunakan oleh para marketer yang kadang kala membuat orang awam atau pemula marketer semakin bingung akan arti dari jargon-jargon tersebut. Hal tersebut mengelitik saya untuk mencoba menolong anda dengan menulis artikel ini. Semoga artikel ini memberikan pemahaman awal tentang jargon – jargon yang digunakan di dunia marketing.
Ok saya mulai saja penjelasan tentang istilah ATL, BTL dan TTL itu sendiri. Sebelum saya menulis lebih detail tentang apa sih yang dimaksud dengan  ATL, BTL dan TTL itu sendiri,  saya akan memulai dari singkatan apa kata-kata tersebut. Langsung to the point, ATL merupakan singkatan dari Above The Line, BTL sudah pasti bisa anda tebak kira-kira apa singkatannya ? Yup tebakan anda semua benar, bagi yang salah BTL merupakan singkatan dari Below The Line. Sedangkan untuk TTL merupakan singkatan dari Through The Line.
Untuk istilah komunikasi ATL dan BTL, kedua-nya sudah umum digunakan di dunia pemasaran dan periklanan. Akan tetapi TTL (Through The Line) memang merupakan istilah baru. Sebenarnya istilah LINE (yang berarti garis) dalam ATL dan BTL itu berawal dari kategorisasi dalam neraca keuangan. Kategori pertama berlaku bagi kegiatan pemasaran yang kena komisi biro iklan. Ini dimasukkan dalam ‘cost of sales’ dan dikurangi sebelum ditentukan gross profit. Kategori kedua untuk kegiatan pemasaran non iklan yang tidak kena komisi. Biayanya dimasukkan dalam biaya operasional dan dikurangi sebelum ditentukan net profit.
Kedua jenis budget tersebut dipisahkan dengan sebuah garis (LINE). Yang mengandung unsur komisi, ditulis di bagian atas neraca, disebut sebagai Above the line (ATL). Sisanya, dijadikan satu di bawah garis tadi, disebut kelompok Below the line (BTL). Sudah banyak yang melupakan definisi awal komunikasi ATL vs BTL tersebut.
Dalam berbagai tulisan, ATL dan BTL dijelaskan perbedaannya sebagi berikut:
Above the line (ATL)
- Target audiens yang luas.
- Lebih untuk menjelaskan sebuah konsep atau ide. Tidak ada interaksi langsung dengan audiens.
- Media yang digunakan TV, Radio, Majalah, koran, billboard.
Below the line (BTL)
- Target audiens terbatas
- Media atau kegiatannya memberikan audiens kesempatan untuk merasakan, menyentuh atau berinteraksi, bahkan     langsung action membeli.
- Media yang digunakan Event, Sponsorship, Sampling, Point-of-Sale (POS) materials, Consumer promotion, Trade promotion, dll.
Akan tetapi saat ini, dimana landscape media sudah bergeser secara dramatis dengan munculnya media-media baru, terutama yang berbasis teknologi tinggi (Internet dan mobile phone), beda ATL vs BTL semakin kabur. Persoalannya, karakteristik media baru tidak eksklusif lagi. Internet media, karena fiturnya yang sangat kaya (disebut dengan rich multimedia), yang dapat mencakup target audiens yang sangat luas, spesifik dan mempunyai fasilitas interaksi secara langsung. Dalam situasi pemasaran modern ini mengharuskan Strategic Brand Planner berpikir tentang bagaimana meng-integrasi semua hal diatas dalam desain pesan dan alokasi medianya. Karena hal ini maka kegiatan Integrasi komunikasi ini dikenal dengan sebutan ’Integrated Marketing Communication’ (IMC).
Jika kita perhatikan di sekitar kita, memang banyak kegiatan yang tidak bisa dikatakan eksklusif lagi. Ada kegiatan ATL yang mengandung unsur BTL. Atau sebaliknya, BTL yang mengandung unsur ATL. Contoh ATL dengan BTL adalah iklan sebuah brand di majalah yang sekaligus ditempeli sample produknya. Sedangkan contoh BTL dengan ATL adalah kegiatan event di outlet tertentu yang disebarluaskan lewat iklan radio dan sms.
Wilayah abu-abu atau ‘grey area’ itulah yang mendorong timbulnya istilah baru, yaitu ’Through the Line’ atau TTL. Istilah ini secara harafiah berarti ‘cakupan dari ujung satu ke ujung lainnya’. Istilah TTL diperkenalkan untuk menjembatani pihak perusahaan jasa komunikasi periklanan yang ingin membuat gambaran kongkrit terhadap segmen jasa kreatif komunikasi yang ditawarkannya.
Regards


0 komentar:

Posting Komentar