Apa sih ATL, BTL dan TTL ?
Dari hari ke hari semakin banyak jargon-jargon yang
digunakan oleh para marketer yang kadang kala membuat orang awam atau pemula
marketer semakin bingung akan arti dari jargon-jargon tersebut. Hal tersebut
mengelitik saya untuk mencoba menolong anda dengan menulis artikel ini. Semoga
artikel ini memberikan pemahaman awal tentang jargon – jargon yang digunakan di
dunia marketing.
Ok saya mulai saja penjelasan tentang istilah ATL, BTL
dan TTL itu sendiri. Sebelum saya menulis lebih detail tentang apa sih yang
dimaksud dengan ATL, BTL dan TTL itu sendiri, saya akan memulai
dari singkatan apa kata-kata tersebut. Langsung to the point, ATL
merupakan singkatan dari Above The Line, BTL sudah pasti bisa
anda tebak kira-kira apa singkatannya ? Yup tebakan anda semua benar, bagi yang
salah BTL merupakan singkatan dari Below The Line. Sedangkan
untuk TTL merupakan singkatan dari Through The Line.
Untuk istilah komunikasi ATL dan BTL, kedua-nya sudah
umum digunakan di dunia pemasaran dan periklanan. Akan tetapi TTL (Through The
Line) memang merupakan istilah baru. Sebenarnya istilah LINE (yang berarti
garis) dalam ATL dan BTL itu berawal dari kategorisasi dalam neraca keuangan.
Kategori pertama berlaku bagi kegiatan pemasaran yang kena komisi biro iklan.
Ini dimasukkan dalam ‘cost of sales’ dan dikurangi sebelum ditentukan gross
profit. Kategori kedua untuk kegiatan pemasaran non iklan yang tidak kena
komisi. Biayanya dimasukkan dalam biaya operasional dan dikurangi sebelum
ditentukan net profit.
Kedua jenis budget tersebut dipisahkan dengan sebuah
garis (LINE). Yang mengandung unsur komisi, ditulis di bagian atas neraca,
disebut sebagai Above the line (ATL). Sisanya, dijadikan satu di bawah garis
tadi, disebut kelompok Below the line (BTL). Sudah banyak yang melupakan definisi
awal komunikasi ATL vs BTL tersebut.
Dalam berbagai tulisan, ATL dan BTL dijelaskan
perbedaannya sebagi berikut:
Above the line (ATL)
- Target audiens yang luas.
- Lebih untuk menjelaskan sebuah konsep atau ide. Tidak ada interaksi langsung dengan audiens.
- Media yang digunakan TV, Radio, Majalah, koran, billboard.
- Target audiens yang luas.
- Lebih untuk menjelaskan sebuah konsep atau ide. Tidak ada interaksi langsung dengan audiens.
- Media yang digunakan TV, Radio, Majalah, koran, billboard.
Below the line (BTL)
- Target audiens terbatas
- Media atau kegiatannya memberikan audiens kesempatan untuk merasakan, menyentuh atau berinteraksi, bahkan langsung action membeli.
- Media yang digunakan Event, Sponsorship, Sampling, Point-of-Sale (POS) materials, Consumer promotion, Trade promotion, dll.
- Target audiens terbatas
- Media atau kegiatannya memberikan audiens kesempatan untuk merasakan, menyentuh atau berinteraksi, bahkan langsung action membeli.
- Media yang digunakan Event, Sponsorship, Sampling, Point-of-Sale (POS) materials, Consumer promotion, Trade promotion, dll.
Akan tetapi saat ini, dimana landscape media sudah
bergeser secara dramatis dengan munculnya media-media baru, terutama yang
berbasis teknologi tinggi (Internet dan mobile phone), beda ATL vs BTL semakin
kabur. Persoalannya, karakteristik media baru tidak eksklusif lagi. Internet
media, karena fiturnya yang sangat kaya (disebut dengan rich multimedia), yang
dapat mencakup target audiens yang sangat luas, spesifik dan mempunyai
fasilitas interaksi secara langsung. Dalam situasi pemasaran modern ini
mengharuskan Strategic Brand Planner berpikir tentang bagaimana meng-integrasi
semua hal diatas dalam desain pesan dan alokasi medianya. Karena hal ini maka
kegiatan Integrasi komunikasi ini dikenal dengan sebutan ’Integrated
Marketing Communication’ (IMC).
Jika kita perhatikan di sekitar kita, memang banyak
kegiatan yang tidak bisa dikatakan eksklusif lagi. Ada kegiatan ATL yang
mengandung unsur BTL. Atau sebaliknya, BTL yang mengandung unsur ATL. Contoh
ATL dengan BTL adalah iklan sebuah brand di majalah yang sekaligus ditempeli
sample produknya. Sedangkan contoh BTL dengan ATL adalah kegiatan event di
outlet tertentu yang disebarluaskan lewat iklan radio dan sms.
Wilayah abu-abu atau ‘grey area’ itulah yang
mendorong timbulnya istilah baru, yaitu ’Through the Line’ atau TTL.
Istilah ini secara harafiah berarti ‘cakupan dari ujung satu ke ujung lainnya’.
Istilah TTL diperkenalkan untuk menjembatani pihak perusahaan jasa komunikasi
periklanan yang ingin membuat gambaran kongkrit terhadap segmen jasa kreatif
komunikasi yang ditawarkannya.
Regards
0 komentar:
Posting Komentar